DSFM
DSFM merupakan singkatan dari Dharmawangsa Srikandi Flag Mission. Dimana dalam kegiatan ini kami harus melewati beberapa tahap untuk mendapatkan bendara yang akan menjadi tujuan kami masing-masing.
Pada hari Sabtu, 5 November 2011, kami anak pramuka Dosman berkumpul di Show room sepulang sekolah. Setelah semua berkumpul, pradana mulai memberikan pengarahan mengenai kegiatan yang akan kami lakukan besok, beserta beberapa peralatan yang perlu kami bawa. Satu per satu peralatan mulai dibacakan dan kami pun mencatatnya. Masing-masing sangga diminta untuk mengenakan baju dengan warna dasar yang berbeda.
Dalam pramuka Dosman terdapat 4 sangga, yaitu sangga pencoba, sangga perintis, sangga pelaksana, dan sangga pendobrak. Saya yang merupakan wapinsa dari sangga pendobrak bersepakat dengan pinsa dan anggota untuk mengenakan baju ulang tahun Dosman ke-47 yang memiliki warna dasar putih.
Awalnya kegiatan yang akan kami jalani besok berlokasi di Panglipuran, namun entah kenapa akhirnya dipindah ke suatu tempat yang masih dirahasiakan sehingga kami tidak mengetahui dimana lokasi kegiatannya. Untuk dapat melewati semua rintangan besok, kami dituntut untuk mengetahui sandi-sandi yang ada. Kakak-kakak senior pun memberitahu kami mengenai sandi kotak, sandi kotak 2, sandi cina, dan sandi kompas. Kami sangat bersemangat mengikuti pembelajaran tersebut.
Malam harinya semua peralatan sudah saya siapkan dengan rapi di atas meja, agar saya tidak kelabakan menyiapkannya besok. Esok paginya saya bangun pukul 06.00, kemudian saya kembali tidur ingin melanjutkan mimpi yang terpotong. Saya kembali bangun pukul 06.20, kemudian saya duduk melamun, mencari-cari bayangan mengenai kegiatan yang akan dilakukan nanti, namun bayangan itu tak kunjung muncul.
Saya pun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi hanya untuk mencuci wajah saja. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.35, saya pun sarapan sambil menonton TV. Tanpa saya sadari waktu sudah menunjukkan pukul 06.55, saya melesat menuju kamar mandi. Cess.. Cess.. Cess.. saya sudah selesai mengenakan baju ultah Dosman ke-47, celana training hitam, kaos kaki hitam, dan sepatu spotec hitam yang berukuran 40.
Klik, helm KYT abu sudah melindungi kepala, saya mengambil tongkat pramuka dan siap berangkat dengan vario pink yang selalu siap mengantar saya kemana pun saya mau. Namun, ternyata saya tidak akan berangkat sendiri, Bapak yang akan mengantar saya menuju sekolah. Alasannya agar saya tidak repot mengendarai motor sambil membawa tongkat. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.35, saya sudah melai cemas karena kemarin diberitahukan agar semua sudah berkumpul pukul 07.30 di sekolah. Dan sekarang saya tidak hanya cemas, saya mulai kesal karena Bapak saya mengendarai motor sangat lambat ditambah pula adanya macet karena funbike. Sampai pada lampu merah di Semabaung, Bapak belok kanan menuju baypass, niatnya untuk menghindari macet seraya menenangkan saya yang sudah sangat marah. Dan, kalian tahu apa yang terjadi.??
Ternyata jalur itu juga macet karena funbike. Kemarahan saya pun semakin meningkat. Saya menggeram marah dan terlihat Bapak saya berusaha untuk memaksakan laju motor lebih cepat lagi. Saya pun merasa kalau saya sudah sangat keterlaluan, dan saya merasa iba melihat apa yang dilakukan oleh Bapak saya. Saya pun berusaha untuk menghentikan usaha yang dilakukan Bapak saya untuk tidak ngebut, namun saya masih berusaha untuk tetap menunjukkan rasa marah.
Akhirnya saya sampai di sekolah, saya pun masuk ke sekolah dan menaruh tongkat, tas, dan helm yang saya bawa. Pukul 08.15 kami semua berkumpul di Padmasana siap untuk melaksanakan persembahyangan. Persembahyangan pun dimulai dan dipimpin oleh pinsa sangga pelaksana. Usai persembahyangan pradana memberikan arahan agar kita menyiapkan yel-yel untuk sangganya masing-masing.
Saya dan anggota sangga pendobrak lainnya berkumpul duduk membentuk lingkaran kecil untuk mendiskusikan yel-yel yang akan kita tampilkan nanti. Dan setelah sekian menit berdiskusi kami pun melahirkan sebuah yel-yel dengan menggunakan lagu Garuda di dadaku sebagai nadanya. Walaupun sederhana tapi saya sangat bangga.
Pramuka di dadaku
Srikandi kebanggaanku
Ku yakin hari ini pasti bisa
Kobarkan semangatmu
Tunjukkan kekompakkanmu
Ku yakin hari ini pasti bisa
Pendobrak sangga kami
Yang paling kami banggakan
Semoga hari ini kami sukses
Kemudian kami diperintahkan untuk berbaris per sangga dan langsung maju per sangga untuk menampilkan yel-yelnya. Setelah semua sangga menampilkan yel-yelnya. Kami kembali berbaris, pradana kemudian menyampaikan apabila kami menemui pura kami harus sembahyang, apabila kami menemukan kuburan kami harus melingkar, dan apabila kami menemukan gunung kami harus berbaris.
Untuk mendapatkan peta menuju lokasi, masing-masing sangga harus menunjuk salah satu perwakilan untuk menyebutkan isi dari Pancasila, Tri Satya, dan Dasa Dharma. Sangga pencoba bertugas menemukan bendera merah putih, sangga perintis bertugas menemukan bendera wosem, sangga pelaksana bertugas menemukan bendera ambalan, dan sangga pendobrak bertugas menemukan bendera tunas kelapa.
Sangga pencoba dan sangga perintis telah berjalan lebih dahulu. Dan kini tiba giliran sangga pendobrak, kami sempat menjalani hukuman berupa push-up sebanyak 5 kali karena kesalahan dalam berbaris. Kemudian saya ditunjuk oleh pinsa untuk mewakili sangga pendobrak menyebutkan isi dari Pancasila, Tri Satya, dan Dasa Dharma. Saya pun memberanikan diri untuk mewakili sangga pendobrak, walaupun saya masih merasa belum maksimal tapi setidaknya sudah dapat diterima oleh pradana. Dan akhirnya mendapatkan peta lokasi tersebut.
Setelah dibubarkan saya memberikan peta lokasi tersebut kepada pinsa. Kami pun mengikuti tanda dan arahan pada peta tersebut. Hingga akhirnya kami sampai pada lokasi di pinggir sungai dan kami melakukan persembahyangan di Pura yang terdapat disana. Setelah selesai bersembahyang kami melanjutkan menuju ke utara untuk menemukan tanda X. Ternyata tanda X pada peta yang dimaksud adalah Pura dimana kami melakukan persembahyangan.
Kami pun kembali menuju lokasi Pura kemudian berkumpul. Kami diperintahkan untuk menyeberangi sungai yang tidak terlalu dalam untuk membuat bifak dan membuat api menggunakan kayu bakar dekat bifak. Masing-masing sangga membuat bifak, kami menggunakan 3 tongkat pramuka, tali, dan 3 jas hujan yang kami bawa dari rumah. Sebagian membuat bifak dan sebagian mencari kayu bakar.
Setelah semua selesai, kami diperintahkan untuk mencari makan dari alam. Kami sempat heran dan kebingungan, apa yang akan kami dapatkan dari tempat yang hanya terdiri dari pohon-pohon bambu ini. Namun, akhirnya kami mendapatkan ubi di sekitar pohon bambu, yang saya rasa memang sudah sengaja di letakkan ubi disana.
Kami pun menyalakan api dan mulai membakar ubi tersebut. Berulang kali kami bergantian bolak-balik mencari daun-daun kering dan kayu bakar untuk menjaga api agar tetap menyala sehingga ubi yang kita bakar cepat matang. Beberapa menit kemudian kami melihat sangga pencoba telah menyantap ubi yang mereka bakar. Kami pun berinisiatif untuk mencoba menyantap ubi yang hanya 4 biji kita bakar. Rasanya aneh, nampaknya ubi yang kami bakar masih dalam peralihan antara mentah dan matang. Tapi kami cukup menikmatinya, karena perut sudah terasa lapar.
Kemudian kami dikumpulkan dengan membentuk lingkaran besar dan dipersilakan untuk duduk. Segala kegiatan pun dihentikan, waktu menunjukkan pukul 12.20. Misi pertama, 25% dari kegiatan telah berhasil kami lalui. Seraya menunggu makanan datang, kami diberikan arahan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh kami lakukan terhadap alam dan tempat yang belum kami kenal, disamping itu juga diberikan cara-cara penanggulangan apabila tergigit ular.
Setelah kami selesai makan, kami melanjutkan kegiatan. Masing-masing sangga harus menemukan pos untuk mendapatkan klu kegiatan selanjutnya. Satu orang dari tiap-tiap sangga harus menjaga bifak dan yang lainnya mencari pos-pos tersebut. Kami dari sangga pendobrak menemukan pos 2, kami pun langsung menyeberangi sungai dan berbaris di pos 2.
Kami diperintahkan untuk menyamar agar menjadi persis dengan alam. Daun-daun dengan gembiranya menghiasi badan kami, dan tak lupa lumpur pun ikut serta memeriahkan wajah kami. Tak dapat dibayangkan betapa cantiknya wajah kami yang dihiasi make-up alam tersebut. Kemudian kami berbaris kembali dan diperintahkan untuk menyanyikan lagu Mars Pramuka dan Mars Dosman dengan suara yang keras dan lantang. Setelah bernyanyi kami diberikan teka-teki dan kami tidak bisa memecahkan teka-teki tersebut. Belum berakhir sampai disana, kami pun diperintahkan untuk menampilkan yel-yel kami. Kemudian kami menerima klu dari penjaga pos. Misi ke-2 pun berhasil kami lalui.
Peluit mulai berbunyi dan disertai dengan turunnya hujan pertanda kami harus kembali ke bifak masing-masing. Sesampainya di bifak kami diperintahkan untuk mengenakan jas hujan dan merapikan barang-barang. Kemudian kami menuju ke wantilan dekat lapangan banteng untuk melanjutkan kegiatan.
Semua mengenakan jas hujan dan membawa tongkat, ditambah pula tas yang kami gendong menggelembung di punggung, terlihat kami bagaikan penyihir disore hari. Anjing pun tak henti-hentinya menggonggong saat kami melewati jalan menuju wantilan.
Setibanya di wantilan kami menaruh tas dan segala perlengkapan yang kami bawa. Kami langsung membentuk lingkaran kecil. Kemudian kakak-kakak senior memberikan kami beberapa soal untuk dipecahkan dengan sangganya masing-masing. Soal pertama, saya berhasil menemukan jawabannya dan saya mengajukan argument atas jawaban yang saya dapatkan, dan itu semua saya lakukan atas nama sangga pendobrak. Soal berikutnya sudah mulai ngawur ngidul sehingga saya tidak terlalu ingin untuk memperhatikan apalagi memecahkannya. Karena cuaca tidak mendukung, masing-masing pos pun memberikan klu kepada kami. Misi ke-3 pun telah kami lewati.
Setelah semua klu sudah kami dapatkan, kami pun mulai membaca klu tersebut. Beberapa menit kemudian kami dapat memecahkan klu tersebut dan langsung mengambil semua peralatan kami. Kemudian kami berbaris, setelah menerima aba-aba barulah kami menuju lokasi untuk mendapatkan tujuan akhir yaitu bendera tunas kelapa.
Saya berlari mendahului anggota yang lainnya dan saya pun menemukan bendera tersebut. Kemudian saya berikan kepada pinsa, kami dari sangga pendobrak pun tiba paling awal.
Tanpa kami sadari ternyata bendera yang kami ambil bukanlah bendera tunas kelapa melainkan bendera ambalan. Kakak-kakak senior pun juga tidak menyadarinya. Akhirnya setelah sangga pelaksana tiba mereka mengatakan bahwa benderanya tertukar dengan sangga pendobrak. Kami pun menukar bendera kami, dan kami anggap ini adalah kekeliruan kakak-kakak senior saat menaruh bendera.
Sangga pendobrak, sangga perintis, dan sangga pelaksana sudah tiba di wantilan namun, hanya sangga pencoba yang tak kunjung datang, mereka bertugas untuk menemukan bendera merah-putih. Setelah akhirnya dihampiri barulah mereka kembali. Misi ke-4 sekaligus misi terakhir sudah berhasil kami lewati, ini berarti 100% kegiatan sudah berjalan dengan baik. Pukul 17.00 kegiatan sudah selesai. Kami pun kembali ke rumah masing-masing.
Demikian yang dapat saya upayakan, masih banyak kesalahan serta kekurangan baik yang terkait dengan isi maupun metode penyususnannya. Kritik dan saran yang diberikan sangat saya harapkan demi perbaikan karya ini dikemudian hari.
Written by : Jusiani
Posted by : Pradnyana
yeeee DSFM .........Dharmawangsa srikandi TOP!!!
BalasHapusgood job :DD
BalasHapusGood....!!!Lanjutkan perjuangan. Bangkitkan Pramuka Gianyar utk generasi-generasi berikutnya.
BalasHapus